Oleh: Gumanti, S.Pd
Guru Matematika SMPN 5 Bantan, Bengkalis
Selama masa pandemi, waktu menjelang pembagian rapor
tidak lagi digunakan untuk perlombaan antar kelas, karena siswa tetap berada di
rumah. Namun begitu, masih tetap ada kegiatan yang bisa dilakukan untuk melatih
kreativitas siswa, sehingga siswa tetap produktif walaupun berada di rumah.
Salah satu kreativitas yang bisa dilakukan adalah dengan
menciptakan puisi, seperti yang dilakukan oleh siswa-siswi SMP Negeri 5 Bantan.
Setelah menjalani ujian semester genap, siswa memiliki waktu seminggu menjelang
pembagian rapor. Hal ini dimanfaatkan oleh guru matematika sekolah tersebut
untuk mengasah kreativitas siswa di rumah dengan memberi tantangan menarik.
Siswa diberi tantangan untuk menciptakan puisi
bertema pendidikan. Uniknya dari puisi ini adalah puisi harus mengandung
kosakata dari istilah matematika, seperti garis, sudut, lingkaran, bidang,
ruang, dan sebagainya. Puisi harus karangan sendiri, dilarang plagiasi karya
orang lain, tapi dibenarkan jika meminta masukan atau kerjasama dengan anggota
keluarga di rumah. Sedangkan panjang puisi atau banyaknya kata tidak
ditentukan.
Kegiatan mencipta puisi ini termasuk dalam kegiatan
pembelajaran aktif dengan unsur MIKiR yang diusung oleh Program PINTAR Tanoto
Foundation. Siswa MENGALAMI, yaitu dengan membaca dan mengamati puisi yang
dikirim guru, lalu mencipta dengan bahasa sendiri. Selanjutnya siswa
berINTERAKSI, dengan adanya kerjasama dengan anggota keluarga dan saling
bertukar pikiran dengan teman dalam WAG kelas. Proses KOMUNIKASI ditandai
dengan menuliskan puisi di kertas dengan berbagai gaya lalu mengirimkan di WAG
kelas. Terakhir siswa diminta untuk meREFLEKSI dengan memahami kembali makna
dari puisi yang telah dibuatnya. Siswa jadi aktif dan kreatif.
Selain mengasah kreativitas, tantangan ini juga
diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa tentang arti kosa kata yang
berhubungan dengan matematika. Hal ini karena untuk menyusun kalimat dalam
puisi, tentu siswa harus terlebih dulu mencari istilah yang tepat, serta harus
tahu artinya. Siswa akan berusaha mengingat kembali hal-hal pernah yang dipelajarinya.
Hal ini juga tentunya mendorong siswa untuk
melakukan literasi. Siswa akan berusaha menemukan istilah atau kosakata
matematika dengan membaca buku catatan matematika, buku paket, searching di internet, dan mencari
informasi dengan teman-temannya.
Puisi hasil karya siswa membuktikan bahwa matematika
bisa berkolaborasi dengan sastra. Seperti yang disampaikan oleh Sastrawan
nasional asal Bengkalis, Musa Ismail dalam sebuah forum guru pada Senin, 14
Juni 2021 lalu, bahwa sastra bisa dipadukan dengan pelajaran apapun. Tinggal
bagaimana kreativitas guru mengolah dan menyajikannya.
Jadi, belajar aktif bisa di mana saja dan kapan
saja. Mencipta puisi matematika menjadi salah satu terobosan untuk mengisi
waktu luang siswa dengan kegiatan yang mengasah kreativitas siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar